Rabu, 28 Januari 2015

Tari Mandailing Bawean


Filosofi tari Mandailing Bawean

Salah satu bentuk tarian pergaulan masyarakat Gresik yang masih utuh dan popular dewasa ini ialah tari Madailing. Dari perspektif sejarah perkembangannya tarian Madailing telah menular luas di kalangan penggemar seni tari di Gresik ini telah mengalami pengubah suaian dari segi bentuk dan ragamnya yang ternyata lebih tradisional sifatnya. Keunikan tradisi Madailing terletak bukan saja pada kesatuan musik dan peralatannya yang dipengaruhi oleh keseniaan Arab bahkan juga pada sifat segretasi penari dan penonton. Dalam konteks inilah keunikan tarian javin terutamanya pada ciri penghubungannya dengan keseniaan Islam yang dibawa oleh orang-orang Arab. Di Gresik Tarian Madailing yang sudah diterima sebagai seni yang berunsur Islam yang berfungsi sebagai hiburan sama ada pada acara-acara sekular maupun acara sambutan hari-hari kebesaran. Satu hal yang menarik mengenai tarian Zapin ialah keupayaan mewujudkan rasa persaudaraan penari dan pemusik yang dapat dimunculkan di kalangan mereka sekaligus mematahkan rasa malu penari-penari apabila menari di khalayak ramai. Secara simbolik gerak tari javin ini menampakkan kepentingan usaha bersama dan bukannya usaha individu disamping meminggirkan persaingan antara pemain-pemain dalam kumpulan maupun antara kumpulan, Ditinjau dari perspektif inilah, keunikan dan keistimewaan tarian javin terlihat. Madailing merupakan hasanah tarian rumpun Melayu yang mendapat pengaruh dariArab. Tari Madailing pada mulanya merupakan tarian hiburan dikalangan raja-raja di istana setelah dibawa oleh para pedagang-pedagang di awal abad ke-16. Tarian tradisional ini bersifat edukatif dan sekaligus menghibur, digunakan sebagai media dakwah Islamiyah melalui syair lagu-lagu zapin yang didendangkan. Sebelum tahun 1960, zapin hanya ditarikan oleh penari laki-laki namun kini sudah biasa ditarikan oleh penari perempuan bahkan penari campuran laki-laki dengan perempuan

Pakaian tari Mandailing Bawean :

            Tarian ini juga memiliki kekhasan momen tampilannya. Karena tarian yang ditarikan berkelompok ini disajikan pada saat penyambutan kedatangan tamu dalam acara seremonial maupun kasual. Maka ekspresi rasa hormat dan suka cita terpancar dari wajah para penari. Warna baju yang dikenakan para penari pada dasarnya adalah krem. Tapi kini, semakin berkembang dan dapat dimodifikasi sedemikian rupa.

Musik Pengiring :

Musik pengiringnya terdiri dari dua alat yang utama yaitu alat musik petik gambus dan tiga buah alat musik tabuh gendang kecilyang disebut marwas.

Kaitan geografis dengan tari Mandailing :

Tari Zavin Mandilingan dapat diintepetasikan sebagai satu Refleksi acuan sosial sebagian masyarakat Bawean, Gresik. Pancaran dan ekspresi wajah sang penari yang nampak berbinar dengan sunggingan senyum yang mempercantik wajah sang penari. Karena di Bawean yang dijuluki Pulau Putri, banyak perempuan yang ditinggal suami mencari nafkah di negeri rantau dalam jangkawaktu yang lama. Maka, kala sang suami pulang dari perantauannya, sang istri menyambutnya dengan suka cita. Kerinduan yang bercampur dengan rasa gembira dan haru itu kemudian berubah menjadi suka cita yang terasa bagai seteguk air di gurun yang tandus. Itu pula yang terepresentasi dari tarian tersebut.
Warna pakaian yang ditampilkan tidak mengurangi rasa sukacita dari penarinya. Karena pakem dasar tujuan performa tarian ini adalah memunculkan suasana yang ceria dan ”hidup”.
Tentang gerakannya, tarian ini memiliki keistimewaan dengan kerancakan dan kertimikannya. Karena disajikan berkelompok, tentu dibutuhkan kekompakan yang teramat bagus. Gerakan yang dinamis ini yang membedakan dengan gerakan gemulai yang khas tarian Jawa pada umumnya. Sekilas juga nampak tarian ini berbau melayu. Hal ini tak mengherankan karena sebagain lelaki Bawean bekerja di negeri Jiran Malaysia dalam kurun yang lama. Bahkan ada sebagaian yang telah menetap dan menjadi warga negaranya. Namun hubungan mereka dengan sanak keluarga yang ada di pulau yang berjarak 70 mil laut arah utara Gresik ini masih berjalan dengan sangat harmonis dan rukun.

Source by :







Tidak ada komentar:

Posting Komentar